Senin, 17 Maret 2014

Seri Game : Mengunci Mulut


Game Mengunci Mulut bisa jadi merupakan bagian sessi pencairan suasana/ ice breaking. Game ini bisa makin kelihatan hidup apabila dimainkan dengan game sejenis dengan ice breaking. Prinsipnya game ini jangan ditempatkan pada awal sebuah sessi kegiatan. Hal ini disebabkan oleh asumsi bahwa seluruh peserta belum match
dengan kegiatan yang sedang dikendalikan oleh instruktur. Game ini paling tepat ditempatkan ketika suasana sudah terbangun setelah peserta mulai mencair, peserta tidak canggung dengan peserta lain, atau peserta mulai akrab dengan instruksi dari intruktur kegiatan.
Cara permainannya :
  1. Instruktur setelah berakrab akrab dengan peserta mulai memerintahkan peserta membentuk formasi. Formasi bisa variatif dalam bentuk lingkaran besar , lingkaran kecil,  angka RE, berbanjar dan sebagainya. Formasi tidak berpengaruh terhadap keberhasilan game ini, namun begitu, formasi barisan peserta hanya sebagai upaya, agar peserta tetap focus dipermainan dan bisa menjangkau suara dari instruktur saja.
  2. Jelaskan kepada peserta bahwa sessi ini akan diisi dengan game, tapi jangan sebut nama game ini sebagai game “ Mengunci Mulut”.  Untuk itu katakan saja bahwa dalam beberapa saat lagi game akan segera dimulai.
  3. Peserta perintahkan untuk “diam” dan tidak mengucapkan apapun. Perintah ini jangan diulang sama sekali, hal ini penting untuk mengukur seberapa kecenderungan peserta terhadap game ini. Biasanya peserta ribut, saling komentar satu sama lain mengenai game sebelumnya. Dalam hal ini instruktur segera saja mengambil komando untuk memulai game berikutnya.
  4. Begitu suasana benar benar senyap, peserta benar benar sudah dalam posisi “diam” maka instruktutr mulai angkat bicara. Materi yang disampaikan instruktur adalah materi ringan saja seputar kegiatan sehari hari, semisal pengalaman instruktur ketika pergi ke pasar, bisa juga cerita tentang pacaran, cerita tentang pengemis yang sedang dihina orang di salah sudut kota, dan sebagainya. Materi cerita sesungguhnya tidaklah terlalu penting, yang dipentingkan instruktur adalah selama bercerita sambil mengawasi peserta yang masih seksama mendengarkan cerita instruktur. Sesekali plesetkan cerita dengan ucapan yang tidak jelas atau bergumam sehingga menimbulkan  penasaran peserta. Selama cerita berlangsung bisa dipastikan akan banyak respon dari peserta, mulai muncul celetukan peserta, suara ketawa peserta  sampai dengan protes peserta karena suara instruktur dianggap tidak jelas atau kurang keras, instruktur tetap saja meneruskan ceritanya.
  5. Lakukan bercerita secukupnya sampai dipandang peserta ada yang mulai jenuh mendengar cerita instruktur.
  6. Bagian akhir dari game “mengunci mulut” adalah penyimpulan permainan. Instruktur yang kemudian mulai mengkritisi berbagai respon peserta berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukannya. Apabila ditemui ada peserta yang diam saja selama cerita berlangsung, maka katakan itu sebagai prototype penurut dan penyabar, apabila ada peserta yang memprotes karena suara kurang keras maka katakan sebagai prototype pemberontak, dan sebagainya. Evaluasi atau kesimpulan dari instruktur terhadap game ini boleh jadi terkesan dibuat buat tetap saja syah karena peserta tetap akan mengikuti seluruh proses game ini. Yang prinsip dengan ini peserta akan dibuat senang oleh komentar instruktur secara humor saja sehingga peserta benar benar terhibur.
Selamat mencoba.