Selasa, 17 Maret 2015

Kirab Remaja Peduli Gotong Royong

Issue lunturnya nilai nilai gotong royong di masyarakat mungkin sudah disadari cukup lama. Bukti bukti yang menunjuk lunturnya nilai gotong royong itu jelas tampak dari jarangnya aktifitas kerja bhakti atau gugur gunung pada sebagian di masyarakat kita, utamanya di lingkungan perkotaan. Saat ini mungkin tidak mengenal istilah “sambatan” yang dahulu di pedesaan
dijadikan sebagai media saling tolong menolong sesama warga. Termasuk juga jaga ronda yang dahulu menjadi primadona jajaraan kepolisian saat ini mulai tidak aktif lagi.
Keprihatinan memudarnya semangat kebersamaan di masyarakat ini, semestinya disikapi dari sekarang. Seperti yang dilakukan Karang Taruna Pandu Wira Bhakti Kelurahan Magersari – Rembang.  Achmad Rif’an selaku ketua memahami persoalan social ini kemudian menginisiasi gerakan yang bertajuk “Kirab Remaja Peduli Gotong Royong”. Arti harfiah gerakan ini mungkin berbeda dengan pemahaman opini public, karena kirab remaja tidak berupa pawai atau arak arakan remaja melainkan kegiatan kerja bhakti gotong royong  yang bergilir.  Idenya cukup sederhana, berawal dari rendahnya semangat kebersamaan warga sehingga berpengaruh pada turunnya kepedulian terhadap seluruh urusan yang berbau public.

Melalui gerakan tersebut, Karang Taruna berusaha menjadi barisan terdepan dengan mengajak warga Magersari menghidupkan kembali nilai gotong royong dalam bentuk kerja bhakti yang berbayar.  Jadwal kerja bhakti disetting sedemikian rupa sehingga wilayah dukuhan atau RT tertentu yang kebagian jadwal harus bersedia menunjukkan dukungan dalam bentuk partisipasi warganya termasuk juga mengeluarkan bantuan sekedarnya. Kegiatan ini sendiri cukup sukses ketika dimuali jumat 13 Maret 2015 lalu dimana dukungan dari anggor Karang Taruna cukup banyak dan ditambah partisipasi dari warga RT 01 RW 01 kelurahan Magersari – Rembang. 

Tidak ada komentar: