Kamis, 28 Desember 2017

Eka Sriwidodo Lantik Anggota Baru Reppala



Senin, 25 Desember 2017 bertempat di Tebing Kare Kompleks,  Eka Sriwidodo selaku Ketua Reppala melantik anggota baru. Pelantikan anggota baru Reppala ini merupakan momentum yang sangat berarti mengingat sejak 2012 belum dilakukan  agenda ini hingga menjelang berakhirnya desember 2017. Kurang lebih 5 tahun sejak 2012 berakhir setelah rekruitmen anggota baru sekaligus pelantikannya. Ada 14 anak muda yang berhasil dilantik antara lain :
 Agus Winarto, Ahmad Abdul Aziz, Ahmad Iqbal Ramadan, Ahmad Hillaludin, Luluk Tri Setyaningsih, Ali Mahfud, Putri, Muhamad Fawaid, Selamet Khoirul Anam, Sholikun Nidhom, Rizki Maulana S, Ardani Riyanto, dan Lorens Yoga Ardiansyah. Dengan Pelantikan anggota baru Reppala ini terasa menghapus kegalauan selama ini terhadap minat kalangan muda yang concern dengan persoalan konservasi dan pecintaalaman yang disinyalir makin memudar.

Pada pelantikan yang dihadiri beberapa unsur Pengurus Reppala juga dihadiri Sesepuh dan kalangan Senior itu dimanfaatkan sekaligus peringatan Dirgahayu Reppala yang ke 31 terhitung sejak didirikan 23 desember 1986 lampau. Pelantikan anggota baru itu sendiri dilaksanakan mengikuti format apel yang kemudian ditandai dengan tradisi lama yaitu “cium bendera Merah Putih dan bendera Reppala”  oleh anggota baru diiringi  lagu Padamu Negeri.  Nilai filosofisnya tentu saja agar setiap anggota selalu mengedepankan kecintaan terhadap tanah air Indonesia yang harus selalu dibela, sebuah upaya membentuk karakter nasionalis bagi generasi muda. Tradisi kemudian dilanjutkan dengan “minum kopi pahit tanpa gula”, yang ditafsirkan bahwa realitas hidup tidak selamanya indah atau manis seperti gula. Sehingga nilai nilai yang wajib dipahami anggota Reppala adalah getirnya sebuah perjuangan hidup supaya setiap orang menyadari bahwa segala sesuatu harus diupayakan. Tradisi diteruskan dengan “coreng muka” yang dalam konteks ini disimbolikkan dengan anggapan negative orang yang cenderung “mental block”  terhadap pecinta alam. Dari itu, setiap pecinta alam semestinta  menjaga image positif dari anggapan buruk , liar, pergaulan bebas, hidup tidak teratur dan sebagainya. Akhirnya upacara pelantikan ditutup dengan tradisi makan “sukro/ kacang Atom” sebagai makanan sekaligus menu pelantikan.
Itulah Tradisi lama yang tetap dipertahankan di Reppala, yang diharapkan menjadi jejak sejarah tersendiri karena didalamnya bertindak sebagai pelaku dan saksi sejarah itu sendiri.

Tidak ada komentar: