Minggu, 08 Januari 2012

Minat Remaja Rendah Pada Kegiatan Petualangan Bebas

Tanggal 22 Desember 2011, sehari menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Reppala yang ke 25 berlangsung pelantikan anggota Reppala angkatan ke 25. Pelantikan untuk 5 orang yang terhitung sudah lolos seleksi akademik dan improve test tanggal 18 Desember 2011, ini terhitung yang paling sedikit dibanding angkatan sebelumnya. Sebagaimana prosedur standar yang diberlakukan di Reppala, bahwa setiap calon anggota harus mengikuti serangkaian tahapan mulai dari academic test, improve test dan pengisian form.
Dwi Purwanto selaku Pimpro kegiatan Recruitment anggota baru tahun 2011, sempat dibuat stress mengingat rendahnya animo kalangan muda terhadap minat kegiatan bertualang di alam bebas.
Pada hal dahulu minat untuk kegiatan yang berbau petualangan alam bebas sedemikian merangsangnya sehingga yang merasa remaja memandang wajib jadi bagian di dalamnya. Trend baru kalangan  muda saat ini rupanya sudah bergeser dari upaya pencarian jati diri berubah menjadi pencari penghibur diri. Suatu konsekuensi perubahan global yang memaksa siapa saja untuk terpengaruh.
Untuk tahu hal ihwal petualangan di alam bebas, sudah diganti dengan tayangan media yang lebih komplit ketimbang melakoni sendiri. Lihat saja di TV swasta yang tiap hari sudah disiapkan menu untuk itu, bertualang dan bereksplor ada di Expedition Metro, Petualangan Liar, Jejak Petualang / Survival, bahkan yang sekedar touring lewat acara Vacation atau Paradiso. Pilihan akan kekaguman  Panorama ciptaan Tuhan tidak perlu lagi dicari karena sudah tersaji di televisi.
selain itu gegap gempita yang dipikir remaja atau kalangan muda saat ini lebih didominasi oleh eksternal motivasi ketimbang internal motivasi. Pembentukan kepribadian menjadi bebas dan tak berbentuk, karena tergantung yang dijajakan oleh media.  Gagalnya membangun visi masa depan kalangan muda saat ini sejujurnya nampaknya tinggal memilih dari sekian pilihan yang ada yang ditawarkan media tersebut.
Melihat fenoma yang demikian mestinya perlu rekonstuksi ulang dengan membangun minat kalangan muda supaya kembali dalam rel, yang dengan begitu, konsep pendidikan dan pembinaan mental remaja/ kalangan muda pada organisasi seperti yang dilakukan Reppala menjadi makin konkrit. Diakui atau tidak keanggotaan di Reppala lebih banyak positifnya dibanding negatifnya. Prinsip persaudaraan dalam konteks keluarga jelas masuk dalam frame Doktrin Reppala, substansi kegiatan yang menjadi cor bussines tetap masih pada visi yaitu pembentukan mental generasi muda yang mampu berkontribusi bagi bangsa ini.