Minggu, 15 November 2015

Destinasi Wisata Pamotan


Membangun destinasi wisata di Desa Pamotan Kec. Pamotan Kab. Rembang bisa jadi merupakan issue yang menarik untuk dibahas. Ide semula muncul dari kesadaran bahwa ada banyak potensi yang berada di Pamotan yang layak diagendakan sebagai alternative tujuan wisata. Dasar pertimbangannya tentu saja dari panorama alam yang masih natural di Pamotan khususnya kawasan perbukitan di luar lingkungan pemukiman penduduk.
Selain dari pada itu masih ada alternative sebagai potensi wisata yang merujuk sumber kesejarahan dimana di masa lalu, Pamotan pernah menjadi kota penting zaman Kolonial Belanda yang sampai saat ini menyisakan Kostin sebagai buktinya.

Kostin

Beberapa bangunan bersejarah semasa pemerintahan belanda yang masih tersisa tersebut ada 3 cerobong asap sisa pabrik keramik dan Pabrik senjata milik Pemerintah Belanda yang kini masih ada, dua diantaranya masih utuh dan yang satu sudah patah. dengan ketinggian cerobong kurang lebih 100 m, sehingga jika dilihat dari jauh seakan bangunan yang berdiameter 10 m tersebut merupakan bangunan paling tinggi di Pamotan. Versi lain menyebut Kostin asal muasalnya adalah menara pengintai yang digunakan Kolonial Belanda untuk memata matai musuh di masa lalu. Untuk melihat menara Kostin secara lebih dekat, menara tersebut tampak dalam kondisi kurang begitu terawatt. Selain instalasi yang berbau sejarah itu masih menyisakan bangunan berupa Setasiun Kereta Api yang konon sudah beroperasi sejak tahun 1918 lalu. Bukti sejarah ini mestinya menjadi bukti bahwa potensi di Pamotan sebagai sebuah obyek akan menjadi bahan yang menarik apabila ditata sedemikian rupa seiring ramainya beberapa daerah yang saat ini gencar mensupport wisata sebagai  upaya meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakatnya.

Industri Gamping

Berada tidak jauh dari sekitar Kostin,  ada kawasan pembakaran Batu Gamping (Kapur) milik penduduk. Keberadaan industri Kapur atau yang populer disebut Pawon Gamping oleh masyarakat sekitar Pamotan ini terhitung sudah cukup tua. Itu sebabnya sebutan Pamotan menjadi Kota Gamping, erat kaitannya dengan keberadaan Pawon Gamping yang sebagian warga masyarakat banyak yang menggantungkan hidupnya dari lapangan kerja ini.   Umumnya tenaga kerja untuk Pawon Gamping bisa sebagai buruh penggali batu gamping, Penjaga Tungku (Tukang Obong Gamping), penyedia bahan bakar Pawon Gamping, tukang Bongkar  sampai dengan penyedia jasa antaran.
Potensi lain yang tidak perlu diragukan adalah potensi air yang melimpah di Pamotan yang berasal dari Sumberan yang berada di Pamotan Timur dan Selo Kencono yang berada di bukit selatan Pamotan. Selain dari sumber air tersebut konon di sekitar Kostin juga ada sumber air yang sangat besar akan tetapi kemudian ditutup pada masa penjajahan Jepang. Itu semua sudah barang tentu menjadi modal untuk bisa dikembangkan.
Potensi wisata yang ada ini menjadi korelatif dengan posisi Pamotan yang strategis secara geografis. Pamotan persis berada di tenang tengah akses transportasi di kabupaten Rembang. Untuk ke Pamotan bisa diakses dari jalur utara bisa melewati Lasem yang merupakan transit terluwes akses jalur Pantura Jakarta – Surabaya. Dari jalur barat bisa diakses melalui rute Rembang – Clangapan. Dari jalur TImur, Pamotan merupakan  transit jalan alternative Surabaya – Jakarta via Bojonegoro, sedangkan untuk jalur selatan Pamotan bisa melalui rute Gunem – Sulang – Blora. (86001) 

Tidak ada komentar: