Selasa, 09 Oktober 2012

LDK SMP Negeri 2 Lasem dengan metode outdoor


Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan dilaksanakan di luar lingkungan Sekolah (outdoor) kembali lagi diulang oleh SMP Negeri 2 Lasem. Kegiatan disetting untuk 3 hari 2 malam efektif 14- 16 september 2012 yang melibatkan Instruktur Reppala sebagai Tim Teknis. Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan yang dikemas dalam bentuk flying camp itu merupakan kali kedua setelah sebelumnya pernah diselenggarakan dengan bekerja sama dengan REPPALA di tahun 2009. Peserta kegiatan adalah siswa-siswi yang direkomendasikan untuk menjadi Pengurus OSIS SMP Negeri 2 Lasem Periode 2012 - 2013 itu ada sebanyak 46 anak yang semuanya cukup antusias mengikuti seluruh kegiatan.
Tujuan kegiatan LDK ini sendiri lebih dirujuk untuk meningkatkan pemahaman anak/ siswa tentang Kepemimpinan dalam organisasi sekaligus upaya menggerakkan anak/ siswa tentang praktek Kepemimpian pada OSIS di sekolah secara lebih efektif.  Istichomawati SPd.I selaku Kepala SMP Negeri 2 Lasem  berharap lebih dengan menargetkan  dari kegiatan LDK ini bakal muncul siswa siswi potensial dengan talenta yang bervariatif bisa ditemukan dari kegiatan itu. Pesan tersebut disampaikan pada saat pelepasan peserta kegiatan di halaman SMP negeri 2 Lasem. 

Materi kegiatan
Dengan metode yang berupa ceramah, penugasan , tim bulding, dan home visit , peserta LDK diajarkan beberapa pendekatan dalam pembelajaran mengenai cara – cara melakukan komunikasi, teknik memimpin dan pendekatan sosal. Materi kegiatan yang dipersiapkan Instruktur Reppala sendiri rupanya cukup aplikatif dan relevan dengan kekinian yang sesuai dengan kebutuhan saat ini.

Game Ular Makan Ular
Manfaat kegiatan :
Game Ular Makan Ular sesungguhnya adalah termasuk kegiatan pencairan kelompok. Dengan game ini dikandung maksud agar peserta outbound mulai bisa membuka diri terhadap seluruh kegiatan yang akan mereka hadapi. Pada game ini diharapkan agar peserta out bound mulai memahami pentingnya kebersamaan dalam kelompok dalam upaya pencapaian tujuan kelompok. Pada game diilustrasikan kepala Ular ditargetkan memakan ekor ular yang lain. Game menjadi parameter dalam mana setiap peserta dituntut tetap berada dalam kelompok (mulai kepala sampai dengan ekor). Persaingan saling memperebutkan ekor ular lawan menjadikan iklim kompetitif sehingga antar kelompok dibangun untuk saling bersaing satu sama lain. Akhir dari game ini paling tidak mulai timbul perubahan sikap peserta terhadap kegiatan out bound. Peserta mulai terbiasa dengan teman yang lain, yang di kelompoknya maupun di kelompok lainnya. Peserta juga mulai akrab dengan instruksi yang diberikan oleh instruktur.

Retorika
Manfaat kegiatan :
Dengan materi ini diharapkan mengkondisikan peserta out bound untuk mengenal satu aspek kegiatan komunikasi. Dengan Retorika peserta out bound diajarkan cara dan teknik berbicara dengan publik. Sekaligus dengan materi Retorika ini sebagai bekal ketika melakukan survey di masyarakat sebagai kegiatan penugasan bagi kelompok. Kegiatan Retorika juga mengupas aspek krusial kegiatan berbicara di hadapan publik.
Peserta diharapkan mulai tersadar bahwa seni berbicara di depan umum / publik bukan merupakan dominasi orang-orang yang ahli saja, melainkan bisa dipelajari dan dipraktekkan.

Komunikasi Yang Efektif
Manfaat kegiatan :
Dengan materi ini diharapkan agar peserta out bound mengenal aspek penting dari komunikasi yang sedikit banyak berpengaruh pada proses pembelajaran siswa. Bagian ini menjadi urgen mengingat pada usia belajar, anak harus sudah belajar memahami mekanisme  transfer pesan. Dengan begitu anak makin memahami cara-cara proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah. Selain dari pada itu , dengan materi komunikasi pula diharapkan mampu mengarahkan anak untuk bisa mengkomunikasikan kesulitan mereka dalam proses belajar mengajar. Pada sessi out bound ini diilustrasikan dengan pembelajaran di masyarakat yang berupa penggalian data sosial di wilayah sampel survey.

Orientasi Sosial
Manfaat kegiatan :
Materi Orientasi Sosial diberikan kepada peserta sebatas pengenalan fenomena interaksi di masyarakat pedesaan. Sedikit atau banyak materi ini akan memberikan gambaran bagi peserta mengenai profil masyarakat pedesaan khususnya yang tinggal di pegunungan. Bekal materi Orientasi sosial diberikan juga bermanfaat untuk meluaskan wawasan para peserta bahwa di masyarakat terdapat berbagai prototype yang semuanya wajib dikenali. Secara teknis materi Orientasi sosial merupakan bekal peserta dalam menggali informasi yang ada di masyarakat di desa Gowak sebagai lokasi kegiatan kunjungan.        

Game Sambung Kata
Manfaat kegiatan :
Game Sambung Kata merupakan bentuk kegiatan komprehensif yang berisi : kepekaan mendengar,  pengkayaan perbendaharaan kata dan berlatih konsentrasi. Game ini mengarahkan peserta out bound untuk bisa fokus dengan sesuatu sehingga siswa tidak tenggelam dalam kebiasaan mengkhayal. Dengan game ini peserta dituntut untuk mengikuti seluruh jalannya permainan. Game bisa dimulai kapan saja, sehingga peserta bisa sewaktu-waktu harus ikut main dalam game. Dengan game ini pula kepekaan pendengaran peserta diuji ketika harus mendengarkan ucapan peserta lain yang berada disebelahnya.

Game Bermain Peran
Manfaat kegiatan :
Game Bermain  Peran adalah sarana berlatih bagi peserta out bound mengenai cara membawakan peran dalam suatu kelompok. Pada game ini peserta diminta oleh instruktur untuk memerankan ”Tokoh Majikan” sedangkan pasangan peserta berperan sebagai ”seorang Pembantu”. Selama game berlangsung peserta diminta membawakan perannya masing-masing. Dengan  cara demikian akan terlihat karakter pribadi peserta, apakah bisa menjadi ”Tokoh Majikan/ pemimpin” yang bijak atau tidak. Bisa mendelegasikan tugas yang mungkin dilaksana atau tidak oleh ”Pembantunya ”.
Pada game Bermain Peran kemudian divariasi dengan metode bermain peran dengan cara berakting layaknya seorang artis, Pada sessi I diberikan kesempatan berakting dengan tanpa dialog dan sessi II berakting dengan dialog.
Secara keseluruhan pada game ini mengandung maksud sebagai proses pembelajaran bahwa fenoma dalam organisasi tergambarkan dalam bentuk berperan.

Game Peta Buta
Manfaat kegiatan :
Game Peta Buta adalah salah satu game yang mengedepankan cara berkoordinasi yanpa menggunakan komunikasi verbal. Game ini cukup efektif dalam mengajarkan cara-cara melakukan kepemimpinan. Game diawali dari instruksi instruktur kepada peserta supaya menutup mata selama game berlangsung. Ketika dalam keadaan mata tertutup peserta yang semula masih dalam barisan diperintah bergerak maju, mundur, serong dan sebagainya sehingga barisan menjadi berantakan Pada akhirnya tiap peserta keluar dari barisan oleh pengaruh komando tersebut. Hikmah dari game ini adalah bahwa tiap komando harus diberikan dengan cukup informasi sehingga orang lain yang diperintah diperkenankan untuk mengetahui seberapa banyak perintah yang diberikan. Pada game, diibaratkan dengan mata tertutup sebagai kebutaan informasi terhadap perintah/ komando

Game Membidik Mangsa
Manfaat kegiatan :
Game Membidik Mangsa merupakan bentuk kegiatan paling relevan dengan Latihan Dasar Kepemimpinan. Game ini cukup ringan akan tetapi sarat manfaat. Pada awal game, peserta diminta menuliskan nama masing-masing pada sudut kiri atas pada kertas/ kupon yang sudah disiapkan instruktur. Tahap berikutnya diperintah kepada peserta untuk menuliskan nama orang lain yang berada dalam kegiatan out bound, hanya satu nama saja. Pilihan nama  orang lain, bisa direkomendasikan oleh beberapa pertimbangan yang antara lain : sentimen pribadi, figure publik, sosial transaksi, image positif, dan sebagainya. Begitu tugas selesai dilaksanakan oleh peserta kemudian dipetakan dalam diagram yang diperagakan dalam bentuk klik-klik. Dengan cara ini maka akan ditemukan beberapa figure yangpaling populer di antara peserta. Dengan game ini pula akan terlihat klik minoritas yang  terputus mata rantainya dengan komunitas peserta. Pendeknya dengan game Membidik Mangsa bisa didapatkan tokoh/ figure yang paling disukai atau paling populer di antara seluruh peserta.

Survey Budaya dan Survey Flora dan Fauna.
Manfaat kegiatan :
Manfaat kegiatan Survey Budaya, Survey Potensi Ekonomi, dan Survey Flora dan Fauna adalah penajaman mengenai pemahaman peserta mengenai instruksi dari instruktur khususnya berkait dengan materi Orientasi Sosial. Peserta dituntut bisa menggali informasi/ data dari masyarakat sebagaimana draft dalam tugas kunjungan. Manfaat afektif lain bagi peserta dari kegiatan ini bisa berupa pengembangan wawasan berpikir pribadi sehingga muncul asumsi bahwa ” ada banyak hal yang belum kita ketahui selain yang selama ini kita sempat pelajari di sekolah”. Dengan begitu peserta akan termotivasi untuk tekun dan bersemangat dalam belajar, karena masih ada banyak hal yang berada di sekitarnya yang belum mereka ketahui.

Botani praktis
Manfaat kegiatan :
Materi Botani Praktis sesungguhnya lebih aplikatif diberikan bagi peserta kegiatan Survival. Namun demikian materi Botani Praktis ini tetap diberikan oleh instruktur sebagai tambahan muatan bagi peserta. Dengan materi itu peserta ditunjukkan cara dan teknik bertahan hidup di alam bebas, dengan harapan peserta menjadi bijaksana terhadap alam tempat tinggal manusia. Manusia tidak boleh menyerah begitu saja bila berhadapan pada situasi genting ketika di alam bebas. Manusia harus tetap eksis dengan mendayagunakan potensi yang sudah disediakan pada alam dan sekitarnya.

Game Lem Tangan
Manfaat kegiatan :
Game Lem Tangan adalah nomor game yang mengkombinasikan kecerdasan, ketelitian dan kearifan perorangan. Game ini cukup unik, karena setiap peserta diinstruksikan untuk menyusun sebuah pertanyaan berikut jawabannya.
Benar maupun salah jawaban dari pertanyaan itu tergantung dari pembuat pertanyaan. Hanya saja pertanyaan yang dibuat peserta direkomendasikan sebuah pertanyaan yang mudah sehingga orang lain bisa menjawab dengan  mudah pula.
Begitu game dimulai, salah satu peserta ditunjuk untuk mengawali permainan. Peserta diminta memilih salah satu angka yang berfungsi sebagai nomor urut peserta. Setelah terpilih angka , peserta dipaksa menggunakan kardus yang berfungsi sebagai helm. Helm visual tersebut harus dipakai dengan selalu dipegang sampai dengan orang lain bisa menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikannya itu. Pada beberapa kasus peserta lebih cenderung menyusun pertanyaan yang sulit dijawab peserta lain, sehingga konsekuensinya harus memakai helm visual tersebut sampai dengan selesai ketemu orang yang bisa menjawab dengan benar pertanyaannya tersebut. Sementara pada beberapa peserta lain sudah mulai memahami makna game ini, sehingga tidak perlu terhukum dengan memakai helm visual berlama-lama.

Game Tali berjalan
Manfaat kegiatan :
Game Tali Berjalan adalah game yang sama dengan Jambu Barbel hanya media yang semula Jambu Barbel diganti dengan Tali rafia yang dibentuk menjadi sebuah lingkaran. Implikasi dari kegiatan ini adalah membangun kerja sama dalam sebuah tim. Peserta dituntut bisa secara estafet memindahkan Tali rafia (dalam bentuk lingkaran. Cara memindahkan  tali lingkaran dilakukan dengan memasukkan seluruh badan dalam lingkaran. Baris lingkaran peserta dikondisikan saling bergandengan tangan sehingga tali rafia berbentuk lingkaran menjadi mungkin bisa digerakkan secara estafet dari satu peserta ke peserta lain mengikuti arah jarum jam. Game makin menjadi seru lagi ketika disiapkan tali rafia  tambahan yang juga untuk dimainkan, hanya saja berlawanan arah jam.  Dengan cara begini maka tali rafia akan menumpuk di salah satu peserta.

Game Telinga Panas
Manfaat kegiatan :
Game Telinga Panas adalah game yang didesign untuk latihan kepekaan pendengaran dengan mensinergikan pikiran dan perilaku. Game ini termasuk salah satu bentuk latihan dalam ”seni mendengar”. Pada peserta diperdengarkan sebuah cerita yang menggambarkan kisah di tempat lain. Selama cerita berlangsung dimungkinkan muncul celetukan-celetukan dari peserta sebagai bentuk respon maupun gegundahan peserta mendengar cerita tersebut. Peserta mungkin menjadi jenuh karena alur cerita tidak kunjung selesai, sehingga tanpa sadar peserta berada dalam kebosanan. Hikmah dari game ini adalah membangun kesabaran tiap peserta untuk selalu bijak dan sabar terhadap apa yang dilakukan orang lain. Kondisi idealnya mestinya menjadikan peserta sabar menanti sampai dengan akhir cerita. Selain itu menuntun peserta untuk latihan menghargai orang lain yang sedang berbicara.

Game Pesawat Terbang
Manfaat kegiatan :
Game Pesawat terbang/ Menara adalah salah satu nomor game yang bersifat Tim building. Kepada peserta diminta bargaining ( menawar) keberuntungan kelompoknya terhadap pilihan kegiatan yang ditawarkan kepada kelompok. Keputusan kelompok yang memilih satu nomor berpoint tinggi maka kelompok harus konsisten dengan pilihannya. Peserta diminta bisa memasukkan seluruh anggota kelompoknya pada sebuah garis kotak yang sudah disiapkan oleh instruktur.
Selanjutnya kelompok harus bisa menyusun sebuah formasi tertentu dengan dipersiapkan terlebih dahulu. Prinsip dari game ini adalah terbentuknya kerjasama seluruh anggota kelompok dengan mengesampingkan banyak hal, mulai dari pertimbangan kekuatan fisik perorangan, ketidaknyaman harus kontak fisik dengan orang lain, dan keengganan mengorbankan diri pribadi untuk kelompok.

Rappling.
Manfaat kegiatan :
Kegiatan Rappling sesungguhnya merupakan bagian kegiatan murni dari kegiatan petualangan di alam bebas. Namun demikian kegiatan Rappling ini diberikan pada peserta out bound dengan maksud sebagai latihan bagi peserta dalam mengenal salah satu kegiatan yang membutuhkan keberanian. Sessi kegiatan ini sendiri diharapkan mendapatkan output yang jelas pada peserta. Peserta dituntut berani mengambil resiko terhadap keputusan yang dipilihnya, termasuk keputusan mengenyamping rasa takut .
Sessi kegiatan yang satu ini memang berimplikasi cukup banyak. Peserta paling tidak mulai berpikir konkrit tentang apa yang harus mereka kerjakan. Peserta dipaksa melakukan forecasting (memprediksi) terhadap seluruh kemampuannya sebelum mengambil keputusan. Secara keseluruhan kegiatan Rappling berimplikasi pada perubahan cara berpikir dan berperilaku.

Tidak ada komentar: