Mampukah
kita mencipta sebuah lagu, dengan menghayati dan meresapi keindahan Nusantara
kita? Hutan hijau dimana-mana dengan ekosistem yang kehidupannya terjaga dengan
baik yang hidup diatasnya. Hidup yang sehat dan segar, diatas tanah subur yang
terpelihara dengan baik.
Terpelihara
dengan baik, bukan karena semata-mata kepedulian pemerintah. Karena
nantinya, bakalan ada unsur-unsur politis yang dapat membayangi segenap
keputusan atas kekayaan alam kita. Aha, tapi terpelihara karena kita adalah
warga masyarakat yang peduli dengan sungguh-sungguh. Kepengen hidup bersahabat
dengan alam sekitar kita,
bersahabat dan saling menghormati dengan alam raya semesta yang kita diami selama ini.
bersahabat dan saling menghormati dengan alam raya semesta yang kita diami selama ini.
Karena
toh, kita hidup diatasnya dan dihidupi olehnya. Kalau sudah begitu ceritanya,
lalu siapa lagi yang harus peduli? Peduli dengan kelestarian kehidupan alam
sekitar yang terjaga dan terpelihara, sehat dan segar, buat semua. Bahkan
menjadi sebuah warisan yang mulia bagi generasi masa depan, yang notabene
termasuk anak cucu kita sendiri.
Lantas
menjadi lagu, yang sudah lengkap tersedia untuk dihidangkan bagi para penggemar
musik? Lagu yang mampu menampilkan pesan untuk ikut peduli dalam memelihara
alam raya semesta yang tetap baik. Baik dan bersahabat untuk kita hidup
diatasnya. Dan, ini yang paling menarik dan menjadi tantangan serius, kemasan
dalam musik Jazz!
Adalah
WALHI yang telah berkomitmen untuk menjaga akan konsistensi kepedulian kita
semua pada perwujudan, lingkungan hidup yang sehat untuk generasi masa depan.
Dimulai dari waktu-waktu lalu, kemarin, hari ini, esok dan selanjutnya.
Seterusnya, selama bumi tempat kita berpijak dan hidup diatasnya ini, eksis dan
menyediakan dirinya untuk menjadi tempat kita bernafas. Hidup diatasnya.
Maka
memang, bagaimana untuk menjaga keberlangsungan kepedulian tersebut. Paling
mendasar tentu saja, senantiasa mengajak dan mengingatkan kita semua, untuk
mencintai bumi dan seluruh kehidupan yang ada. Yang bersama-sama hidup
diatasnya.
WALHI
dalam setahun terakhir telah mengembangkan program “Promoting Ecosystem
Carrying Capacity and Services Based on Local Knowledge”. Melalui program
ini WLAHI bersama dengan IUCN-EA telah melaksanakan kegiatan dengan tujuan
utama memastikan keselamatan sumber-sumber kehidupan dengan pendekatan daya
dukung lingkungan, pelayanan ekosistem dan pengetahuan lokal.
Salah
satu agenda penting dalam program ini adalah melakukan kampanye yaitu
serangkaian kegiatan desiminasi informasi dalam rangka membangun opini publik.
Hasil yang diharapkan adalah dukungan publik baik secara langsung yaitu
terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan, maupun tidak langsung dengan menjadi
kelompok yang meneruskan informasi yang telah disediakan.
Oleh
sebab itu pentingnya menguatkan peran komunikasi WALHI terhadap publik dengan
pendekatan kreatifitas dalam menyampaikan pesan-pesan kampanye dan advokasi
yang telah dijalankan WALHI, agar perspektif lingkungan yang ditawarkan oleh
WALHI semakin dapat dimengerti dan dipahami publik secara luas sebagai upaya
solutif dalam pemulihan sumber-sumber kehidupan di Indonesia.
Sejauh
ini WALHI telah berupaya maksimal, menjumpai dan melibatkan peran serta
berbagai kelompok masyarakat. Menghampiri, berdialog, mengajak dan membangun
rasa kepedulian itu. Sebuah upaya yang disadari, tak akan bakal memiliki batas
waktu. Nah, kali ini, WALHI bermaksud menemui, kaum musik. Baik pelaku,
praktisi hingga kalangan penggemar atau penikmatnya. Dalam hal ini karena WALHI
menganggap seni musik adalah mengandung emosi yang mampu membahasakan pesan
dalam bentuk sederhana kepada publik, sehingga akan dapat terbangun suatu
bentuk koneksitas yang “akrab” secara masif. Sejauh ini, memang belumlah secara
maksimal digunakan oleh WALHI.
Dan
kenapa harus Jazz? WALHI memakai media musik, dan alasan memilih Jazz, ya
kenapa tidak? Dikarenakan Jazz adalah salah satu bentuk musik yang belakangan
menjadi akrab dan menjadi lebih dekat dengan publik penggemar musik, terutama
di Indonesia. Jazz lantas menjadi seperti sebuah identitas gaya hidup yang
memungkinkan berkembang dengan baik, makin baik malah, teristimewa dalam kurun
waktu 5 hingga 6 atau 7 tahun terakhir ini.
Sejatinya,
WALHI sendiri memberi apresiasi dan respect kepada seluruh jenis musik.
Tentu saja kepada pelaku, dan tak lupa bagi para pencintanya. Jazz lantas
dipilih sebagai sebuah starting-point. Titik mula dari bagaimana WALHI
melibatkan lebih banyak anggota masyarakat atas kepedulian terhadap
pemeliharaan dengan baik dan benar, dan bersama-sama, atas bumi dan segenap
makhluk yang bergantung hidup dari menjejakkan kaki diatasnya.
NewsMusik
anda ini, setelah melihat lebih jauh ke depan akan visi dan misi WALHI, memang
lantas dengan sadar dan bersemangat bersedia mendukung sepenuhnya acara ini.
Kami bersama-sama dengan WALHI bersinergi untuk mengelola, menjalankan selain
sebelumnya menyempurnakan konsep dasar kegiatan ini. Sebuah Kompetisi Musik
Jazz adalah menjadi dasarnya. Dengan memakai nama, Kompetisi Musik Jazz Hijau.
Jadinya
adalah, WALHI beserta NewsMusik mengajak peran serta lebih jauh dan lebih
dalam, para pelaku maupun praktisi musik Jazz, untuk ikut bersama-sama
menggalang dan mendorong kepedulian lebih aktif masyarakat demi terwujudnya
keselamatan lingkungan dengan fokus sentral pada model kelola lingkungan
berbasis pengetahuan lokal serta mengutamakan daya dukung lingkungan dan
pelayanan ekosistem.
Diyakini
bahwa pergerakan lebih intens dengan peran aktif anggota masyarakat, akan
memungkinkan terciptanya suatu bentuk sinergi yang sehat, yang tentu saja
lantas akan menyehatkan upaya pemeliharaan atas bumi dan segenap kekayaan di
dalamnya. Memang begitu adanya, kenapa tidak kita saja ikut secara langsung?
Bukankah ini juga demi masa depan anak cucu kita sendiri di dalamnya?
Mengenai
Kompetisi Musik JAZZ HIJAU yang diadakan oleh WALHI didukung oleh NewsMusik
ini, nantinya akan berujung pada hasil akhir sebuah album rekaman Musik Jazz.
Dimana akan ikut menyertakan pelaku musik Jazz sudah dikenal luas, dan aktif di
panggung-panggung Jazz maupun rekaman Jazz selama ini.
Dan
album rekaman tersebut akan menyediakan ruang bagi “temuan kreatif” lagu dalam
Musik Jazz baru dari para peserta Kompetisi Musik JAZZ HIJAU ini. Untuk itu
kami bersama-sama akan memilih 6 karya lagu-musik terbaik yang akan masuk di
dalam album rekaman WALHI-JAZZ HIJAU tersebut.
Mengenai
Jazz yang bagaimana yang “disyaratkan” untuk dapat mengikuti kompetisi ini,
maka kami bersepakat membuka selebar-lebarnya bagi interpretasi publik yang
ingin mengikutinya. Kami meyakini Jazz adalah juga salah satu music yang paling
terbuka dalam menerima unsur-unsur musik lain. Itulah yang menyebabkan Jazz
terasa tetap up-to-date, tidak stagnan, mempunyai potensi untuk tetap bertahan
di segala generasi. Jazz terus hidup dan berkembang, “me-modernisasi-kan” bentuknya
sendiri. Menyebabkan Jazz akhirnya memang dimainkan oleh siapapun, artinya
generasi mudapun dapat ikut memainkannya.
Para
peserta diharapkan mengirimkan rekaman dalam bentuk CD/DVD lagu dengan musik
yang sudah lengkap. Rekamannya sendiri, harus sudah lengkap tuntas tahap mixing
dan mastering. Setiap peserta, boleh saja mengirimkan karya dengan musik
lengkapnya lebih dari satu. Dapat mengirimkan sebanyak-banyaknya, namun tetap
harus diingat dalam bentuk rekaman “jadi”.
Adapun
rekaman musik, bisa saja dilakukan dalam bentuk format band combo. Bigband,
misalnya juga boleh. Format Trio juga boleh. Bahkan Duo
sekalipun, diperbolehkan.
Adapun
hal paling menarik , bahwa lagu dan musik Jazz yang menajdi peserta dapat
berupa lagu dengan lirik/syair (dengan penyanyi) atau instrumental (tanpa
penyanyi). Tapi kedua jenis peserta itu, apalagi terutama lagu instrumental,
harus disertakan cerita mengenai maksud ataupun tujuan dari lagu tersebut yang
terkait dengan lingkungan hidup. Memang wajib adanya, menyangkut akan
kepedulian terhadap lingkungan hidup yang lebih baik, lebih indah, lebih sehat
dan lebih segar. Dimana dimulai dari pribadi kita masing-masing, di kehidupan
kita sendiri, tentu.
Karya
lagu maupun musik harus orisinal milik sendiri. Dan untuk hal tersebut, para
peserta wajib untuk menjaminkan atas orisinalitas karya lagu dan musik yang
diikutsertakan.
Kami,
WALHI dan NewsMusik, membuka pendaftaran pengiriman materi lagu mulai hari ini
Rabu 6 November 2013 hingga penutupan (materi kami terima) pada selambat-lambatnya
Sabtu, 14 Desember 2013. Pengumuman atas 6 karya lagu-musik Jazz peraih
penghargaan terbaik, akan dilakukan pada hari Jumat 20 Desember di sebuah acara
berbentuk workshop dan konser akrab JAZZ HIJAU di Jakarta.
Pada
acara tersebut, juga akan dihadiri penyanyi dan penulis lagu sekaligus
pemerhati masalah lingkungan hidup, Heleen Van Den Homberg dari Belanda.
Aktifis lingkungan tersebut juga direncanakan akan menyumbang satu karya
lagunya untuk materi album JAZZ HIJAU, dimana ia akan melakukan kolaborasi
dengan para musisi Jazz Indonesia.
Tidak
dipungut biaya apapun untuk pendaftarannya. Namun kami meminta peserta untuk
dapat membuktikan kepeduliannya atas keberlangsungan kehidupan alam sekitarnya
dengan baik. Dapat berupa penanaman satu pohon saja di lingkungan sekitar para
peserta yang dirasakan perlu ditanami pohon tersebut. Cukup dengan foto atas
kegiatan penanaman pohon tersebut dan tanda tangan dari wakil pihak setempat,
dari tempat yang ditanami pohon. Simple dan kami rasa tak akan menyulitkan para
peserta.
CD/DVD harap dikirimkan kepada kami, NewsMusik
(Tuliskan Kompetisi Musik JAZZ-HIJAU di sudut kanan atas amplop): Taman Lestari
Indah, Blok N 17-18, Jl. Lebak Bulus Raya, Jakarta 12440. Lalu, tunggu apa
lagi? Berani untuk menjajal kemampuan anda dan teman-teman band atau group
musik anda? Ikutilah Kompetisi JAZZ HIJAU ini. Kami tunggu…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar