Membangun
destinasi wisata di Desa Pamotan Kec. Pamotan Kab. Rembang bisa jadi merupakan
issue yang menarik untuk dibahas. Ide semula muncul dari kesadaran bahwa ada
banyak potensi yang berada di Pamotan yang layak diagendakan sebagai
alternative tujuan wisata. Dasar pertimbangannya tentu saja dari panorama alam
yang masih natural di Pamotan khususnya kawasan perbukitan di luar lingkungan
pemukiman penduduk.
Selain dari pada itu masih ada alternative sebagai potensi
wisata yang merujuk sumber kesejarahan dimana di masa lalu, Pamotan pernah
menjadi kota penting zaman Kolonial Belanda yang sampai saat ini menyisakan Kostin
sebagai buktinya.
Kostin
Beberapa
bangunan bersejarah semasa pemerintahan belanda yang masih tersisa tersebut ada
3 cerobong asap sisa pabrik keramik dan Pabrik senjata milik Pemerintah Belanda
yang kini masih ada, dua diantaranya masih utuh dan yang satu sudah patah.
dengan ketinggian cerobong kurang lebih 100 m, sehingga jika dilihat dari jauh
seakan bangunan yang berdiameter 10 m tersebut merupakan bangunan paling tinggi
di Pamotan. Versi lain menyebut Kostin asal muasalnya adalah menara pengintai
yang digunakan Kolonial Belanda untuk memata matai musuh di masa lalu. Untuk
melihat menara Kostin secara lebih dekat, menara tersebut tampak dalam kondisi kurang
begitu terawatt. Selain instalasi yang berbau sejarah itu masih menyisakan
bangunan berupa Setasiun Kereta Api yang konon sudah beroperasi sejak tahun 1918
lalu. Bukti sejarah ini mestinya menjadi bukti bahwa potensi di Pamotan sebagai
sebuah obyek akan menjadi bahan yang menarik apabila ditata sedemikian rupa
seiring ramainya beberapa daerah yang saat ini gencar mensupport wisata sebagai
upaya meningkatkan taraf kesejahteraan
masyarakatnya.
Industri
Gamping
Berada
tidak jauh dari sekitar Kostin, ada
kawasan pembakaran Batu Gamping (Kapur) milik penduduk. Keberadaan industri
Kapur atau yang populer disebut Pawon Gamping oleh masyarakat sekitar Pamotan
ini terhitung sudah cukup tua. Itu sebabnya sebutan Pamotan menjadi Kota
Gamping, erat kaitannya dengan keberadaan Pawon Gamping yang sebagian warga
masyarakat banyak yang menggantungkan hidupnya dari lapangan kerja ini. Umumnya
tenaga kerja untuk Pawon Gamping bisa sebagai buruh penggali batu gamping,
Penjaga Tungku (Tukang Obong Gamping), penyedia bahan bakar Pawon Gamping, tukang
Bongkar sampai dengan penyedia jasa
antaran.
Potensi
lain yang tidak perlu diragukan adalah potensi air yang melimpah di Pamotan
yang berasal dari Sumberan yang berada di Pamotan Timur dan Selo Kencono yang
berada di bukit selatan Pamotan. Selain dari sumber air tersebut konon di
sekitar Kostin juga ada sumber air yang sangat besar akan tetapi kemudian
ditutup pada masa penjajahan Jepang. Itu semua sudah barang tentu menjadi modal
untuk bisa dikembangkan.
Potensi wisata yang ada ini menjadi korelatif
dengan posisi Pamotan yang strategis secara geografis. Pamotan persis berada di
tenang tengah akses transportasi di kabupaten Rembang. Untuk ke Pamotan bisa
diakses dari jalur utara bisa melewati Lasem yang merupakan transit terluwes
akses jalur Pantura Jakarta – Surabaya. Dari jalur barat bisa diakses melalui rute
Rembang – Clangapan. Dari jalur TImur, Pamotan merupakan transit jalan alternative Surabaya – Jakarta via
Bojonegoro, sedangkan untuk jalur selatan Pamotan bisa melalui rute Gunem –
Sulang – Blora. (86001)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar