Berikut ini adalah pengetahuan standar
yang harus diketahui para provider maupun relawan yang menggeluti upaya
penanganan bencana. Informasi dasar ini wajib
diketahui mengingat frekuensi terjadinya bencana dari waktu ke waktu makin
meningkat. Apabila diinventarisasi, maka variasi bentuk bencana pada dewasa ini
menjadi makin kompleks, dari mulai banjir pada musim hujan yang terjadi di
seluruh wilayah Indonesia, tanah longsor , gempa bumi, erupsi gunung berapi,
karamnya kapal diperairan wilayah Indonesia, sampai dengan bencana kebakaran
yang marak terjadi pada musim kemarau.
Menyikapi tingginya kasus bencana
alam yang terjadi seringkali ditandai dengan keterlambatan penanganan maupun kurang pasnya penanganan pasca bencana. Sekalipun disadari bersama bahwa
datangnya bencana sama sekali tidak bisa diprediksi maupun diperhitungkan. Dengan begitu tidak perlu lagi muncul saling
tuding siapa salah dalam penanganan bencana. Untuk itu perlu dishare informasi
ini sebagai pegangan pengetahuan utamanya bagi siapa saja bisa membantu menangani
bencana sehingga tidak makin berkepanjangan.
Pengertian Bencana:
•
Peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
•
Disebabkan
oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia
•
Disebabkan
oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia.
•
Mengakibatkan
timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerusakan harta benda, dan dampak psikologis.
•
Diluar kemampuan masyarakat dengan segala sumberdayanya
DAMPAK BENCANA
•
Kerusakan
fisik
•
Reaksi
stres & trauma
•
Acute
Stress Disorder
•
Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD )
YANG TERKENA BENCANA
Ø
Primary
Victim: Survivor / penyintas
à mereka
yang langsung mengalami dan berhasil selamat melalui peristiwa bencana
Ø
Secondary
Victims : keluarga /
orang terdekat dari primary victims
Ø
Tertiary
Victims : orang-orang
yang karena pekerjaannya atau secara sukarela berhubungan langsung dengan
penanganan dampak bencana
Ø
Quarternary
Victims : anggota
masyarakat umum, diluar area bencana
yang peduli
Permasalahan dapat
meliputi:
Ø
Masalah
fisiologis
Ø
Emosi
Ø
Kognisi
Ø
Relasi
Dampak psikologis dari bencana
•
Extreme
peritraumatic stress reactions (< 2 hari)
•
Acute
stress disorder ( 2 hari – 4 minggu)
•
Post-traumatic
stress disorder/ PTSD ( >1
bulan )
Extreme peritraumatic stress
reactions (< 2 hari )
Ø
Symptom
– symptom yang muncul segera setelah bencana, a.l:
Ø
Dissosiasi
(depersonalisasi, derelisasi, amnesia)
Ø
Menghindar
(menarik diri dari situasi sosial)
Ø
Kecemasan
(cemas berlebihan, nervous, gugup, merasa tidak berdaya)
Ø
Intrusive
re-experiencing (flashback, mimpi buruk)
Acute stress disorder ( 2 hari – 4 minggu)
•
Individu
mengalami peristiwa traumatik yang mengancam jiwa diri sendiri maupun orang
lain, atau menimbulkan kengerian luar biasa bagi dirinya (horor)
•
Peningkatan
keterbangkitan psikologis, misalnya: kewaspadaan tinggi, mudah kaget, sulit
konsentrasi, sulit tidur, mudah tersinggung, gelisah
•
Gangguan
efektifitas diri diarea sosial dan pekerjaan
Post-traumatic stress
disorder
( >1 bulan )
( >1 bulan )
•
Gangguan
ini muncul akibat suatu peristiwa hebat yang mengejutkan, bahkan sering tidak
terduga dan akibatnya pun tidak tertahankan oleh orang yang mengalaminya.
•
Terulangnya
bayangan mental akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami.
•
Ketidak
berdayaan/ ke-”tumpul”an emosional dan “menarik diri”
•
Terlalu
siaga/ waspada yang disertai ketergugahan/ keterbangkitan secara kronis
•
Terjadi
gangguan yang menyebabkan kegagalan untuk berfungsi secara efektif dalam
kehidupan sosial (pekerjaan, rumah tangga, pendidikan, dll)
Reaksi stres terhadap bencana:
•
Berbagai
masalah psikologis yang mungkin akan dialami seseorang setelah mengalami
peristiwa traumatis
•
Reaksi
– reaksi normal dan wajar (normal stress reaction)
yang biasa ditampilkan/ dialami seseorang beberapa saat setelah mengalami
peristiwa traumatis:
•
Reaksi
fisik:
•
Tegang
•
Cepat
lelah
•
Sulit
tidur
•
Nyeri
pada tubuh/ kepala
•
Mudah
terkejut
•
Jantung
berdebar-debar
•
Mual-mual
dan pusing
•
Selera
makan menurun
•
Gairah
seksual menurun
•
Reaksi
emosional:
▫
Shock
▫
Takut
▫
Marah,
Berduka/ sedih
▫
Merasa
bersalah (karena selamat, karena sampai terluka)
▫
Tidak
berdaya
▫
Tidak
dapat merasakan apapun (tidak dapat
merasakan kasih sayang, kehilangan minat melakukan kegiatan yang sebelumnya
disukai)
▫
Depresi
(sedih yang mendalam, banyak menangis, kehilangan tujuan hidup, ingin mati,
menyakiti diri)
•
Reaksi
kognitif
▫
Kebingungan,
ragu – ragu
▫
Kehilangan
orientasi
▫
Sulit
membuat keputusan
▫
Khawatir
▫
Tidak
dapat konsentrasi
▫
Lupa
▫
Mengingat
kembali pengalaman traumatis tersebut (mimpi buruk, flashback)
▫
Tempat,
waktu, bau, suara tertentu yang mengingatkan pada peristiwa traumatis tersebut.
•
Reaksi
spiritual:
▫
Kehilangan
iman terhadap Tuhan
▫
Percaya
bahwa ia dikutuk Tuhan
▫
Menunjukkan
sinisme terhadap agama
▫
Kehilangan
makna hidup
•
Reaksi
interpersonal:
▫
Sulit
mempercayai orang lain
▫
Mudah
terganggu / teriritasi
▫
Tidak
sabar
▫
Mudah
terlibat konflik
▫
Menarik
diri, menjauhi orang lain
▫
Merasa
ditolak/ ditinggalkan
Faktor pendukung dan penghambat pulihnya
seseorang dari trauma
•
Ciri
pribadi
▫
Memiliki
keterampilan bantu diri (self care)
▫
Ada
tidaknya pengalaman trauma di masa lalu
▫
Usia
saat terjadinya trauma
▫
Pandangan
terhadap kejadian traumatis yang dialami
•
Dukungan
sosial
▫
Dukungan
dari keluarga dan masyarakat
▫
Hubungan
interpersonal yang dimiliki
•
Kejadian
traumatis itu sendiri
▫
Berapa
lama kejadian tersebut berlangsung/ dialami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar