Kegiatan
Latihan Dasar Kepemimpinan dilaksanakan di luar lingkungan Sekolah (outdoor)
kembali lagi diulang oleh SMP Negeri 2 Lasem. Kegiatan disetting untuk 3 hari 2
malam efektif 14- 16 september 2012 yang melibatkan Instruktur Reppala sebagai
Tim Teknis. Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan yang dikemas dalam bentuk flying
camp itu merupakan kali kedua setelah sebelumnya pernah diselenggarakan dengan
bekerja sama dengan REPPALA di tahun 2009. Peserta kegiatan adalah siswa-siswi
yang direkomendasikan untuk menjadi Pengurus OSIS SMP Negeri 2 Lasem Periode 2012
- 2013 itu ada sebanyak 46 anak yang semuanya cukup antusias mengikuti seluruh kegiatan.
Tujuan
kegiatan LDK ini sendiri lebih dirujuk untuk meningkatkan pemahaman anak/ siswa
tentang Kepemimpinan dalam organisasi sekaligus upaya menggerakkan anak/ siswa
tentang praktek Kepemimpian pada OSIS di sekolah secara lebih efektif. Istichomawati SPd.I selaku Kepala SMP Negeri 2
Lasem berharap lebih dengan menargetkan dari kegiatan LDK ini bakal muncul siswa
siswi potensial dengan talenta yang bervariatif bisa ditemukan dari kegiatan
itu. Pesan tersebut disampaikan pada saat pelepasan peserta kegiatan di halaman
SMP negeri 2 Lasem.
Materi
kegiatan
Dengan
metode yang berupa ceramah, penugasan , tim bulding, dan home visit , peserta
LDK diajarkan beberapa pendekatan dalam pembelajaran mengenai cara – cara melakukan
komunikasi, teknik memimpin dan pendekatan sosal. Materi kegiatan yang dipersiapkan
Instruktur Reppala sendiri rupanya cukup aplikatif dan relevan dengan kekinian yang
sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Game Ular Makan Ular
Manfaat
kegiatan :
Game Ular
Makan Ular sesungguhnya adalah termasuk kegiatan pencairan kelompok. Dengan
game ini dikandung maksud agar peserta outbound mulai bisa membuka diri
terhadap seluruh kegiatan yang akan mereka hadapi. Pada game ini diharapkan
agar peserta out bound mulai memahami pentingnya kebersamaan dalam kelompok
dalam upaya pencapaian tujuan kelompok. Pada game diilustrasikan kepala Ular
ditargetkan memakan ekor ular yang lain. Game menjadi parameter dalam mana
setiap peserta dituntut tetap berada dalam kelompok (mulai kepala sampai dengan
ekor). Persaingan saling memperebutkan ekor ular lawan menjadikan iklim
kompetitif sehingga antar kelompok dibangun untuk saling bersaing satu sama
lain. Akhir dari game ini paling tidak mulai timbul perubahan sikap peserta
terhadap kegiatan out bound. Peserta mulai terbiasa dengan teman yang lain,
yang di kelompoknya maupun di kelompok lainnya. Peserta juga mulai akrab dengan
instruksi yang diberikan oleh instruktur.
Retorika
Dengan materi ini diharapkan
mengkondisikan peserta out bound untuk mengenal satu aspek kegiatan komunikasi.
Dengan Retorika peserta out bound diajarkan cara dan teknik berbicara dengan
publik. Sekaligus dengan materi Retorika ini sebagai bekal ketika melakukan
survey di masyarakat sebagai kegiatan penugasan bagi kelompok. Kegiatan
Retorika juga mengupas aspek krusial kegiatan berbicara di hadapan publik.
Peserta
diharapkan mulai tersadar bahwa seni berbicara di depan umum / publik bukan
merupakan dominasi orang-orang yang ahli saja, melainkan bisa dipelajari dan
dipraktekkan.
Komunikasi
Yang Efektif
Manfaat
kegiatan :
Dengan materi
ini diharapkan agar peserta out bound mengenal aspek penting dari komunikasi
yang sedikit banyak berpengaruh pada proses pembelajaran siswa. Bagian ini
menjadi urgen mengingat pada usia belajar, anak harus sudah belajar memahami
mekanisme transfer pesan. Dengan begitu
anak makin memahami cara-cara proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah.
Selain dari pada itu , dengan materi komunikasi pula diharapkan mampu mengarahkan
anak untuk bisa mengkomunikasikan kesulitan mereka dalam proses belajar
mengajar. Pada sessi out bound ini diilustrasikan dengan pembelajaran di
masyarakat yang berupa penggalian data sosial di wilayah sampel survey.
Orientasi
Sosial
Materi
Orientasi Sosial diberikan kepada peserta sebatas pengenalan fenomena interaksi
di masyarakat pedesaan. Sedikit atau banyak materi ini akan memberikan gambaran
bagi peserta mengenai profil masyarakat pedesaan khususnya yang tinggal di
pegunungan. Bekal materi Orientasi sosial diberikan juga bermanfaat untuk
meluaskan wawasan para peserta bahwa di masyarakat terdapat berbagai prototype
yang semuanya wajib dikenali. Secara teknis materi Orientasi sosial merupakan
bekal peserta dalam menggali informasi yang ada di masyarakat di desa Gowak
sebagai lokasi kegiatan kunjungan.
Game Sambung
Kata
Manfaat
kegiatan :
Game Sambung Kata
merupakan bentuk kegiatan komprehensif yang berisi : kepekaan mendengar, pengkayaan perbendaharaan kata dan berlatih
konsentrasi. Game ini mengarahkan peserta out bound untuk bisa fokus dengan
sesuatu sehingga siswa tidak tenggelam dalam kebiasaan mengkhayal. Dengan game
ini peserta dituntut untuk mengikuti seluruh jalannya permainan. Game bisa
dimulai kapan saja, sehingga peserta bisa sewaktu-waktu harus ikut main dalam
game. Dengan game ini pula kepekaan pendengaran peserta diuji ketika harus
mendengarkan ucapan peserta lain yang berada disebelahnya.
Game Bermain
Peran
Game
Bermain Peran adalah sarana berlatih
bagi peserta out bound mengenai cara membawakan peran dalam suatu kelompok.
Pada game ini peserta diminta oleh instruktur untuk memerankan ”Tokoh Majikan”
sedangkan pasangan peserta berperan sebagai ”seorang Pembantu”. Selama game
berlangsung peserta diminta membawakan perannya masing-masing. Dengan cara demikian akan terlihat karakter pribadi
peserta, apakah bisa menjadi ”Tokoh Majikan/ pemimpin” yang bijak atau tidak.
Bisa mendelegasikan tugas yang mungkin dilaksana atau tidak oleh ”Pembantunya
”.
Pada game
Bermain Peran kemudian divariasi dengan metode bermain peran dengan cara
berakting layaknya seorang artis, Pada sessi I diberikan kesempatan berakting
dengan tanpa dialog dan sessi II berakting dengan dialog.
Secara
keseluruhan pada game ini mengandung maksud sebagai proses pembelajaran bahwa
fenoma dalam organisasi tergambarkan dalam bentuk berperan.
Game Peta
Buta
Manfaat
kegiatan :
Game Peta
Buta adalah salah satu game yang mengedepankan cara berkoordinasi yanpa
menggunakan komunikasi verbal. Game ini cukup efektif dalam mengajarkan
cara-cara melakukan kepemimpinan. Game diawali dari instruksi instruktur kepada
peserta supaya menutup mata selama game berlangsung. Ketika dalam keadaan mata
tertutup peserta yang semula masih dalam barisan diperintah bergerak maju,
mundur, serong dan sebagainya sehingga barisan menjadi berantakan Pada akhirnya
tiap peserta keluar dari barisan oleh pengaruh komando tersebut. Hikmah dari
game ini adalah bahwa tiap komando harus diberikan dengan cukup informasi
sehingga orang lain yang diperintah diperkenankan untuk mengetahui seberapa
banyak perintah yang diberikan. Pada game, diibaratkan dengan mata tertutup
sebagai kebutaan informasi terhadap perintah/ komando
Game Membidik
Mangsa
Manfaat
kegiatan :
Game Membidik
Mangsa merupakan bentuk kegiatan paling relevan dengan Latihan Dasar
Kepemimpinan. Game ini cukup ringan akan tetapi sarat manfaat. Pada awal game,
peserta diminta menuliskan nama masing-masing pada sudut kiri atas pada kertas/
kupon yang sudah disiapkan instruktur. Tahap berikutnya diperintah kepada
peserta untuk menuliskan nama orang lain yang berada dalam kegiatan out bound,
hanya satu nama saja. Pilihan nama orang
lain, bisa direkomendasikan oleh beberapa pertimbangan yang antara lain :
sentimen pribadi, figure publik, sosial transaksi, image positif, dan
sebagainya. Begitu tugas selesai dilaksanakan oleh peserta kemudian dipetakan
dalam diagram yang diperagakan dalam bentuk klik-klik. Dengan cara ini maka
akan ditemukan beberapa figure yangpaling populer di antara peserta. Dengan
game ini pula akan terlihat klik minoritas
yang terputus mata rantainya dengan
komunitas peserta. Pendeknya dengan game Membidik Mangsa bisa didapatkan tokoh/
figure yang paling disukai atau paling populer di antara seluruh peserta.
Survey Budaya
dan Survey Flora dan Fauna.
Manfaat
kegiatan :
Manfaat
kegiatan Survey Budaya, Survey Potensi Ekonomi, dan Survey Flora dan Fauna
adalah penajaman mengenai pemahaman peserta mengenai instruksi dari instruktur
khususnya berkait dengan materi Orientasi Sosial. Peserta dituntut bisa
menggali informasi/ data dari masyarakat sebagaimana draft dalam tugas
kunjungan. Manfaat afektif lain bagi peserta dari kegiatan ini bisa berupa
pengembangan wawasan berpikir pribadi sehingga muncul asumsi bahwa ” ada banyak hal yang belum kita ketahui
selain yang selama ini kita sempat pelajari di sekolah”. Dengan begitu
peserta akan termotivasi untuk tekun dan bersemangat dalam belajar, karena
masih ada banyak hal yang berada di sekitarnya yang belum mereka ketahui.
Botani
praktis
Manfaat
kegiatan :
Materi Botani
Praktis sesungguhnya lebih aplikatif diberikan bagi peserta kegiatan Survival.
Namun demikian materi Botani Praktis ini tetap diberikan oleh instruktur
sebagai tambahan muatan bagi peserta. Dengan materi itu peserta ditunjukkan
cara dan teknik bertahan hidup di alam bebas, dengan harapan peserta menjadi
bijaksana terhadap alam tempat tinggal manusia. Manusia tidak boleh menyerah
begitu saja bila berhadapan pada situasi genting ketika di alam bebas. Manusia
harus tetap eksis dengan mendayagunakan potensi yang sudah disediakan pada alam
dan sekitarnya.
Game Lem
Tangan
Manfaat kegiatan :
Game Lem Tangan adalah nomor
game yang mengkombinasikan kecerdasan, ketelitian dan kearifan perorangan. Game
ini cukup unik, karena setiap peserta diinstruksikan untuk menyusun sebuah
pertanyaan berikut jawabannya.
Benar maupun salah jawaban dari
pertanyaan itu tergantung dari pembuat pertanyaan. Hanya saja pertanyaan yang
dibuat peserta direkomendasikan sebuah pertanyaan yang mudah sehingga orang
lain bisa menjawab dengan mudah pula.
Begitu
game dimulai, salah satu peserta ditunjuk untuk mengawali permainan. Peserta diminta
memilih salah satu angka yang berfungsi sebagai nomor urut peserta. Setelah
terpilih angka , peserta dipaksa menggunakan kardus yang berfungsi sebagai
helm. Helm visual tersebut harus dipakai dengan selalu dipegang sampai dengan
orang lain bisa menjawab dengan benar pertanyaan yang diberikannya itu. Pada
beberapa kasus peserta lebih cenderung menyusun pertanyaan yang sulit dijawab
peserta lain, sehingga konsekuensinya harus memakai helm visual tersebut sampai
dengan selesai ketemu orang yang bisa menjawab dengan benar pertanyaannya
tersebut. Sementara pada beberapa peserta lain sudah mulai memahami makna game
ini, sehingga tidak perlu terhukum dengan memakai helm visual berlama-lama.
Game Tali
berjalan
Manfaat
kegiatan :
Game Tali
Berjalan adalah game yang sama dengan Jambu Barbel hanya media yang semula
Jambu Barbel diganti dengan Tali rafia yang dibentuk menjadi sebuah lingkaran.
Implikasi dari kegiatan ini adalah membangun kerja sama dalam sebuah tim.
Peserta dituntut bisa secara estafet memindahkan Tali rafia (dalam bentuk
lingkaran. Cara memindahkan tali
lingkaran dilakukan dengan memasukkan seluruh badan dalam lingkaran. Baris
lingkaran peserta dikondisikan saling bergandengan tangan sehingga tali rafia
berbentuk lingkaran menjadi mungkin bisa digerakkan secara estafet dari satu
peserta ke peserta lain mengikuti arah jarum jam. Game makin menjadi seru lagi ketika
disiapkan tali rafia tambahan yang juga
untuk dimainkan, hanya saja berlawanan arah jam. Dengan cara begini maka tali rafia akan
menumpuk di salah satu peserta.
Game Telinga
Panas
Manfaat
kegiatan :
Game Telinga
Panas adalah game yang didesign untuk latihan kepekaan pendengaran dengan
mensinergikan pikiran dan perilaku. Game ini termasuk salah satu bentuk latihan
dalam ”seni mendengar”. Pada peserta diperdengarkan sebuah cerita yang
menggambarkan kisah di tempat lain. Selama cerita berlangsung dimungkinkan
muncul celetukan-celetukan dari peserta sebagai bentuk respon maupun gegundahan
peserta mendengar cerita tersebut. Peserta mungkin menjadi jenuh karena alur
cerita tidak kunjung selesai, sehingga tanpa sadar peserta berada dalam
kebosanan. Hikmah dari game ini adalah membangun kesabaran tiap peserta untuk
selalu bijak dan sabar terhadap apa yang dilakukan orang lain. Kondisi idealnya
mestinya menjadikan peserta sabar menanti sampai dengan akhir cerita. Selain
itu menuntun peserta untuk latihan menghargai orang lain yang sedang berbicara.
Game Pesawat Terbang
Manfaat
kegiatan :
Game Pesawat
terbang/ Menara adalah salah satu nomor game yang bersifat Tim building. Kepada
peserta diminta bargaining ( menawar) keberuntungan kelompoknya terhadap
pilihan kegiatan yang ditawarkan kepada kelompok. Keputusan kelompok yang
memilih satu nomor berpoint tinggi maka kelompok harus konsisten dengan pilihannya.
Peserta diminta bisa memasukkan seluruh anggota kelompoknya pada sebuah garis
kotak yang sudah disiapkan oleh instruktur.
Selanjutnya
kelompok harus bisa menyusun sebuah formasi tertentu dengan dipersiapkan
terlebih dahulu. Prinsip dari game ini adalah terbentuknya kerjasama seluruh
anggota kelompok dengan mengesampingkan banyak hal, mulai dari pertimbangan
kekuatan fisik perorangan, ketidaknyaman harus kontak fisik dengan orang lain,
dan keengganan mengorbankan diri pribadi untuk kelompok.
Rappling.
Kegiatan Rappling sesungguhnya
merupakan bagian kegiatan murni dari kegiatan petualangan di alam bebas. Namun
demikian kegiatan Rappling ini diberikan pada peserta out bound dengan maksud
sebagai latihan bagi peserta dalam mengenal salah satu kegiatan yang
membutuhkan keberanian. Sessi kegiatan ini sendiri diharapkan mendapatkan
output yang jelas pada peserta. Peserta dituntut berani mengambil resiko
terhadap keputusan yang dipilihnya, termasuk keputusan mengenyamping rasa takut
.
Sessi
kegiatan yang satu ini memang berimplikasi cukup banyak. Peserta paling tidak
mulai berpikir konkrit tentang apa yang harus mereka kerjakan. Peserta dipaksa
melakukan forecasting (memprediksi) terhadap seluruh kemampuannya sebelum
mengambil keputusan. Secara keseluruhan kegiatan Rappling berimplikasi pada
perubahan cara berpikir dan berperilaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar